Selasa, 28 Oktober 2014

The Last Samurai



The Last Samurai bercerita tentang hubungan tak biasa seorang bocah genius dan ibu tunggalnya, dan kemudian pengembaraannya memendam dan mencari sosok ayah. Ludo kecil seperti dibakar hasrat belajar yang tak ada habisnya, mampu melahap segala macam buku berbahasa asing dalam usia 5 tahun, keranjingan mengerjakan soal matematika dan selalu merengek minta diajarkan ini itu di luar usianya. Sibylla berjuang habis-habisan untuk memenuhi kebutuhan ekstra putranya, termasuk untuk satu hal:  merahasiakan keberadaan ayahnya.

Sibylla yang jago musik ini biasa berlibur bersama Ludo naik kereta bawah tanah keliling London. Sementara untuk menggantikan sosok ideal ayah, ia memutuskan sebuah cara unik: menanamkan sosok samurai lewat nonton bareng film The Seven Samurai, karya Akira Kurosawa, terus beberapa kali seminggu selama bertahun-tahun. Bocah itu benar-benar excited dan terserap mengidolakan para tokoh samurai. Namun, di luar dugaan, dunia samurai pulalah yang kian membakar gejolak rindu pada ayahnya.

Berbekal beberapa petunjuk samar dari sang ibu, dilatari petualangan panjang di dunia buku dan dunia samurai, dipicu pula oleh sebuah amplop tak terkunci bertuliskan “hanya dibuka setelah mati” di kamar ibunya, maka pada usia 11 tahun mengembaralah samurai kecil itu mencari sosok ayah, mengujikan jiwa samurai pada 7 pria berbeda. Jadilah, The Last Samurai sebuah novel yang amat menantang; selain kaya atraksi intelektual bocah genius juga sarat memuat emosi kasih sayang dan cinta yang segar dan tak terduga.

Namun dalam alur penulisan buku ini, sangatlah membuat bingung bagi pembaca ditambahkan pula banyaknya kalimat-kalimat yang menggunakan bahasa asing yang tidak umum dan sulit untuk dimengerti. Dan membuat jenuh dalam proses penalaran alur di setiap ceritanya.....

Rabu, 22 Januari 2014

The Girls Of Riyadh



Kisah bermula dari Email Empat Gadis Saudi Arabia yang memiliki hubungan pertemanan, Tetapi seiring berjalannya waktu dimana setiap email-email tersebut semakin menghebohkan di Saudi Arabia...

Dari email ke empat gadis tersebut, di bukukan dalam bentuk novel ini dan dipasarkan ke beberapa negara. Versi asli buku ini diluncurkan dalam bahasa Arab pada tahun 2005, dan secepatnya dilarang beredar di Saudi Arabia karena isinya yang menghebohkan serta meresahkan masyarakan pada umumnya.

Keberanian buku ini berlanjut bak nyala api di seantero pasar gelap Saudi Arabia dan menggemparkan hingga ke belahan Timur-Tengah lainnya. Hingga kini, hak terjemahan atas buku ini telah terjual ke lebih dari dua puluh lima negara di dunia.

Setiap minggu setelah salat Jumat seseorang tak dikenal mengirimkan email bersambung kepada para wanita yang melakukan chatting di sebuah grup online di Saudi Arabia. Terdapat lima puluh email dalam setahun. Isinya menghebohkan.

Kisah nyata kehidupan empat gadis Riyadh ini adalah: Qamrah, Michelle, Shedim, dan Lumais. Terlalu banyak hal yang mengejutkan dalam kehidupan sehari-hari mereka terhadap adat istiadat dan Agama sehingga Anda harus membaca isi buku ini untuk mengetahuinya.....